Jumat, 26 April 2024

Kabar Khas

Sekolah Perjuangan Kertasari, Pendidikan di Tengah Revolusi
Kabar Khas

Sekolah Perjuangan Kertasari, Pendidikan di Tengah Revolusi

DALAM peristiwa Bandung Lautan Api tanggal 24 Maret 1946, pemerintahan, pasukan bersenjata dan penduduk harus meninggalkan Kota Bandung. Hal itu berkaitan dengan ultimatum pihak Sekutu yang memerintahkan pengosongan kota hingga jarak 11 kilometer. Salah satu lokasi pengungsian adalah kawasan Ciparay di Kabupaten Bandung. Sedangkan di luar Bandung, pengungsi tersebar antara lain di Garut, Tasikmalaya dan Ciamis. Banyak pengungsi yang terlunta-lunta dan hidup di pinggir jalan seperti gelandangan. Kegiatan belajar juga harus terhenti. Para pelajar juga berduyun-duyun menuju daerah yang masih dikuasai Republik Indonesia. Sebagian di antara mereka ada yang bergabung lagi dengan Tentara Rakyat Indonesia (TRI), kelaskaran dan badan-badan perjuangan. Keberlanjutan proses pendidikan untuk peng...
Menteri Baru, Akhirnya Berempat Satu Atap
Kabar Khas

Menteri Baru, Akhirnya Berempat Satu Atap

PRESIDEN Joko Widodo secara resmi melantik enam menteri baru dan lima wakil menteri, yang dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (23/12/2020).  Di antara berseliwerannya komentar terhadap enam nama yang diperkenalkan Presiden Jokowi, Selasa (22/12/2020), muncul lukisa dua pasang tokoh di medsos yang mencuri perhatian. Entah siapa pembuatnya. Gambar tersebut mencolek kembali memori warga negeri ini akan suasana Pilpres 2019 lalu. Namun kali ini tanpa identitas nomor urut, tidak ada angka 1 dan 2. Hanya ada gambar Joko Widodo bersama Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto dengan Sandiaga Uno. Keempatnya mengenakan pakaian bernuansa putih dan berpeci hitam. Di bagian bawah lukisan tersebut  ada tulisan: Happy Ending ! Mungkin si pembuatnya ingin mengirim pesan, semuanya be...
Gadis Itu, Ibu dari Ayahnya
Kabar Khas

Gadis Itu, Ibu dari Ayahnya

PADA masa awal kenabian, setelah turun perintah untuk menyampaikan dakwah secara terbuka, Nabi Muhammad naik ke bukit Shafa dan  menyeru, “Wahai sekalian manusia, aku adalah utusan Allah, Tuhan semesta alam.” Orang-orang pun segera memandang ke arahnya. Nabi mengulang kalimat tersebut sampai tiga kali. Setelah itu Nabi pergi ke bukit Marwah, lalu menyeru hal yang sama dengan suara keras. Seorang tokoh Quraisy, Abu Jahal, dengan sorot mata tidak senang memperhatikan apa yang dilakukan Nabi. Lalu dia mengambil batu dan melemparkannya tepat mengenai kepala Nabi, hingga kedua mata beliau terluka. Perbuatan Abu Jahal diikuti yang lainnya. Mereka ramai-ramai melempari Rasulullah dan menghinanya. Nabi pun lari ke gunung dan bersembunyi. Insinden itu memunculkan kabar lain. “Wahai Ali, Mu...
Sang Gubernur Datang dengan Menunggang Keledai
Kabar Khas

Sang Gubernur Datang dengan Menunggang Keledai

SALMAN Al Farisi adalah salah seorang sahabat besar Rasulullah SAW. Dia punya kedudukan tersendiri di samping Nabi. "Seandainya ilmu itu berada (jauh) di bintang Tsurayya, niscaya orang-orang dari mereka ini akan mampu meraihnya," kata Nabi sambil menunjuk Salman, yang berasal dari Persia (Iran). Pada era Khalifah Umar bin Khattab, sosok sederhana itu ditugaskan sebagai Gubernu Madain di Kufah (sekarang wilayah Irak). Maka berangkatlah Salman ke Kufah untuk memulai tugasnya. Mendengar gubernur baru akan datang, warga Kufah memadati jalan raya ingin menyambut pemimpin mereka. Warga menyangka Sang Gubernur akan diiringi  rombongan besar  dengan segala keramaian. Cukup lama warga menunggu kadatangan Salman. Tapi hingga lelah rakyat menunggu, rombongan itu tidak datang juga.&nbs...
Dian Lentera Budaya: Ikhtiar Perubahan dari Gedung Tua
Kabar Khas

Dian Lentera Budaya: Ikhtiar Perubahan dari Gedung Tua

GEDUNG yang terletak di seberang sudut timur Alun-alun Bandung itu sudah lama membisu. Wajahnya kusam, tua dan tidak tampak denyut kehidupan. Tidak ubahnya seperti manusia uzur yang dibiarkan terlantar di usia senjanya. Padahal pada masanya, gedung yang berada di pusat kota tersebut telah menjadi salah satu penanda bagi kehidupan warganya. Bangunan yang berusia hampir 100 tahun itu, menjadi bagian dari infrastruktur budaya modern yang penting pada masa kolonial. Awalnya, gedung ini dijadikan bioskop bernama Radio City. Lalu berganti nama menjadi Dian pada masa kemerdekaan. Tumbuhnya bioskop yang lebih modern pada 1990-an menyebabkan Dian terpuruk. Berkali-kali terjadi peralihan fungsi komersial terhadap gedung yang beralamat di Jln. Dalem Kaum No. 58 Kota Bandung itu. Namun tetap saja ...
Gus Dur, Pak Harto dan Kartosuwiryo
Kabar Khas

Gus Dur, Pak Harto dan Kartosuwiryo

MESKI bukan penetapan resmi dari pemerintah, bulan Desember dikenal sebagai bulan Gus Dur. Pada bulan inilah seorang ulama besar dan juga Bapak Bangsa bernama KH  Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur wafat, tepatnya pada 31 Desember 2009. Tentu banyak catatan dibuat orang mengenai tokoh yang satu ini. Tak pernah habis untuk terus digali dan dibicarakan. Menjelang Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) di Cipasung, Singaparna, Kab. Tasiklamaya, tahun 1994 lampau, KH. Abdurrahman Wahid berdiskusi di kantor Redaksi Pikiran Rakyat Jalan Soekarno-Hatta 147 Bandung. Tokoh yang akrab dipanggil Gus Dur itu bicara tentang berbagai persoalan nasional dengan gayanya yang khas dan disambut ger-geran hadirin. Tiba-tiba saja pembicaraan berbelok ke masalah Darul Islam (DI).  Dunia saat ini, ...
Ancaman Krisis Pangan dan Leuit Warga Baduy
Kabar Khas

Ancaman Krisis Pangan dan Leuit Warga Baduy

SEJUMLAH pakar dan kalangan pemerintahan menyebutkan tentang ancaman terjadinya krisis pangan pada tahun 2021. Prediksi tersebut muncul dipicu  kabar adanya sejumlah negara yang akan menghentikan ekspor pangan ke Indonesia. Dalam kaitan itu isu beras boleh jadi akan menjadi isu penting. Ketika masyarakat luas ribut tentang isu krisis pangan, impor beras atau harga kebutuhan pokok naik, warga Baduy di pedalaman Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kab. Lebak, Banten, menjalani hidup seperti biasa, tidak ubahnya seperti garis datar. Adem ayem. Di kesunyian hutan berpepohonan tua itu, mereka menikmati hari-hari dengan senikmat-nikmatnya, menyantap nasi dengan lahap dan bekerja keras seperti lazimnya. Tidak ada yang mengeluh soal kesulitan makan dan berbagai hal tentang kebutuhan materi. B...
Kalung Fatimah, Kalung yang Membebaskan
Kabar Khas

Kalung Fatimah, Kalung yang Membebaskan

SUATU ketika Nabi sedang di masjid bersama para sahabat. Datanglah seorang musafir. “Ya Rasulullah, saya lapar sekali, berilah saya makanan. Saya tak punya uang untuk pulang. Tolong saya". “Aku sedang tak punya apa-apa untuk diberikan kepadamu,” jawab Nabi. “Pergilah ke tempat orang yang dicintai Allah dan Rasulnya. Itulah putriku, Fatimah". Di rumah FatimahAzzahra pun tak ada uang dan makanan. Hanya ada kalung hadiah pernikahannya dengan Ali. Fatimah menyerahkannya, “Jual kalung ini. Semoga bisa memenuhi kebutuhanmu". Musafir itu lalu kembali ke masjid dan menunjukkan kalung itu. Rasul sangat terharu atas kedermawanan putrinya. Sahabat Ammar bin Yasir berminat membelinya. "Berapa hendak kau jual kalung itu?" tanya Ammar. "Aku membutuhkan roti dan daging, baju dan uang 10 dinar untuk...
Syekh Yusuf Makassar, dari Tasik Selatan Dibuang ke Afrika Selatan
Kabar Khas

Syekh Yusuf Makassar, dari Tasik Selatan Dibuang ke Afrika Selatan

SEPASANG pengantin itu turun dari kendaraan pengantarnya, lalu berjalan melewati selasar dan masuk ke ruang utama pemakaman. Di sebuah pusara, mereka menyiramkan air bunga yang dibawanya. Kemudian bersimpuh dan memanjatkan doa dengan khusyuk. Setelah sekitar 10 menit berada di tempat tersebut, keduanya kembali menaiki kendaraan. “Di sini memang ada tradisi, pengantin yang selesai ijab kabul menyempatkan berziarah ke makam Syekh Yusuf Makassar. Sebagian warga masih memegang tradisi itu, sebagai sebuah penghormatan kepada ulama besar ini,” ujar Abdurahman (50), peziarah di kompleks makam yang terletak di Lakiung, Kecamatan Somba Opu, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan itu, beberapa waktu lalu. Salah satu bentuk penghormatan lainnya ditunjukkan para pendukungnya ketika itu, dengan memberinya gel...
“Wangsit Siliwangi” dalam Dunia Gelap Abah Adim
Kabar Khas

“Wangsit Siliwangi” dalam Dunia Gelap Abah Adim

Kiwari geus gumelar Putra Pajajaran anyar Wawangina sumebar Sajagad raya kawentar Ampuh simpuh tur sabar Kasatriaan wiwitan Nyukcruk galur cacandran Siliwangi keur pananggeuhan ………………….. BAIT-BAIT lagu Sunda “Wangsit Siliwangi” itu dilantukan Adim Sujana (91), ditingkahi kelincahan jemarinya memetik dawai kecapi. Usianya yang sudah uzur dan kebanyakan giginya sudah tanggal, membuat Adim kesulitan menyelesaikan lagu itu dengan baik. Meski begitu, cengkok tembang Sundanya tetap terjaga. “Rada eungap ayeuna mah nembang teh,” kata Adim saat ditemui di rumahnya, Kampung Arcamanik Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, Kamis (10/12/2020). Dia memperbaiki posisi duduk bersilanya di atas bantal. Sambil menghela napas panjang, dia bersandar pada dinding kamar. Alat musik ...