Kamis, 25 April 2024

Kabar Khas

Gubernur Dipecat Lantaran Terima Gratifikasi
Kabar Khas

Gubernur Dipecat Lantaran Terima Gratifikasi

  PADA tahun 21 Hijriyah, Khalifah Umar bin Khattab mengutus Abu Hurairah sebagai gubernur di Bahrain. Beberapa waktu kemudian Umar mendengar laporan tentang perilaku sang gubernur yang gemar menumpuk kekayaan pribadi. Maka dua tahun kemudian Umar memecatnya dan memanggilnya pulang. Terjadilah dialog yang menarik. Umar berkata: “Wahai Musuh Allah. Ketika aku serahkan kepemimpinan atas Bahrain, engkau berjalan tanpa menggunakan sandal, dan sekarang ini aku mendengar engkau telah membeli kuda dengan menghabiskan uang sebesar seribu enam ratus dinar. Engkau telah mencuri harta Allah!” Mantan gubernur itu menjawab: “Aku tidak mencurinya, karena harta yang aku dapat itu merupakan hasil pemberian orang-orang terhadapku!”  Mendengar  jawaban tersebut, Umar marah dan memukulnya...
Korupsi, Diingatkan Kitab Suci Dicatat Prasasti
Kabar Khas

Korupsi, Diingatkan Kitab Suci Dicatat Prasasti

PERBUATAN korup atau kasus korupsi, mungkin termasuk perbuatan setua umur manusia.Tersebutlah Negeri Madyan. Penduduknya korup dan penipu, sering mengurangi takaran dan timbangan dalam jual beli. Tuhan mengutus pada kaum itu seorang nabi bernama Syu’aib. Sang Nabi mengajarkan kepada mereka tentang kejujuran, termasuk dalam berniaga. Namun penduduk Madyan arogan, mendebat, keras kepala, dan menentang dengan seribu alasan. Syu’aib tidak digubris. Maka Tuhan mendatangkan bencana gempa bumi, petir menyambar. Demikian pula dengan penduduk Aykah yang berperilaku serupa, disapu awan panas.  Kaum di dua negeri itu musnah. Betapa kerasnya pelajaran yang diberikan Tuhan untuk menegakkan kejujuran dan larangan korupsi. Kisah itu termaktub dalam Alquran. Kitab suci tersebut juga memperingatka...
Di Perpustakaan Ini, Pernah Ada “History of Java” Cetakan Pertama
Kabar Khas

Di Perpustakaan Ini, Pernah Ada “History of Java” Cetakan Pertama

GEDUNG SATE adalah bangunan monumental yang multifungsi. Sebelum akhirnya menjadi pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Barat sekarang ini, gedung tersebut pada awalnya dipakai lembaga yang menangani pekerjaan umum dan pengairan. Selain itu, sebagian ruangannya juga dipakai untuk Centrale Bibliotheek  (Perpustakaan Pusat) yang diresmikan tahun 1924. Masyarakat setempat "angkatan kolonial" sering menyebut Gedung Sate sebagai Gedung Hebe, yang pengucapan aslinya adalah Gedung GB kependekan dari Gouvernments Bedrijven. Ini  semacam perusahaan pemerintah atau  badan usaha milik negara –BUMN.  Di dalam gedung tersebut memang ada aktivitas yang berkaitan dengan pengelolaan BUMN ketika itu. Gedung GB adalah bagian dari kompleks pemerintahan pusat Hindia-Belanda di Bandung. Kole...
Pejuang Bandung Kesal Disebut “Peuyeum Bol”
Kabar Khas

Pejuang Bandung Kesal Disebut “Peuyeum Bol”

PEUYEUM bol adalah adalah sejenis kue, makanan khas Bandung yang terbuat dari tape singkong. Bentuknya bulat seperti bola tenis dengan diameter 5 cm. Agar bisa dimakan, peuyeum ini digoreng hingga kuning kecokelatan, lalu ditaburi  gula halus. Rasanya manis, berbeda dengan peuyeum (tape) biasa. Namun dalam sejarah perjuangan rakyat Bandung  mempertahankan kemerdekaan, “peuyeum bol” juga memiliki konotasi lain yang tidak mengenakkan. Pada suatu masa, para pejuang di Bandung merasa sangat tersinggung, dengan ejekan “peuyeum bol” yang ditujukan kepada mereka. Peuyeum dimaknai sebagai lembek, tidak bersemangat, tidak ada ada daya juang atau gampang kalah. Munculnya ejekan “peuyeum bol” bagi para pejuang di Bandung, bisa ditelusuri hingga ke peristiwa penyerangan markas Kenpetai J...
Gus Dur: Departemen Sosial Korupsinya Gede-gedean
Kabar Khas

Gus Dur: Departemen Sosial Korupsinya Gede-gedean

KETIKA K.H. Abdurrahman Wahid menjadi presiden keempat Republik Indonesia pada awal era reformasi (1999-2001), ada sejumlah kebijakannya yang dianggap kontroversial. Antara lain membubarkan Departemen Sosial (Depsos) dan Departemen Penerangan (Deppen). Argumen Gus Dur –sapaan Abdurahman Wahid- tentang pembubaran lembaga yang kini bernama Kementerian Sosial (Kemensos) itu, kembali wara-wiri di media sosial melalui tayangan potongan video berdurasi 39 detik. Video versi aslinya sendiri berdurasi sekitar 40 menit, berisi wawancara Andy F. Noya   dengan Gus Dur dalam acara talk show “Kick Andy” beberapa tahun lampau.  Kemudian banyak pemilik akun YouTube yang mengunggahya kembali, disesuaikan dengan peristiwa penangkapan Kemensos Juliari Batubara dalam kasus korupsi bansos C...
Sepenggal Kisah dari Penghuni Sel Nomor 5
Kabar Khas

Sepenggal Kisah dari Penghuni Sel Nomor 5

DI tengah hiruk pikuk negeri ini dengan berbagai dinamikanya, situs sel Ir. Soekarno di bekas Penjara Banceuy di pusat Kota Bandung tampak kesepian. Sel nomor 5 itu hanya berukuran 2,5 x 1,5 meter dan berisi kasur lipat juga toilet nonpermanen. Keberadaannya menyempil dan dikepung bangunan pertokoan yang megah. Si Bung duduk sendirian dengan buku di tangannya. Penjara Banceuy menjadi bagian dari saksi bisu sejarah perjuangan rakyat Indonesia. Di penjara ini, Bung Karno mendekam selama delapan bulan atas tuduhan pemberontakan dan dijerat pasal-pasal karet haatzai artikelen. Saat itu, pada akhir Desember 1929, Soekarno yang menjabat Ketua Partai Nasional Indonesia (PNI) dijebloskan ke Penjara Banceuy bersama rekan seperjuangannya, R. Gatot Mangkoepradja (Sekretaris II PNI), Maskoen Soema...
Dewi Sartika:  Perempuan Sunda pun Ingin Maju (3-Habis)
Kabar Khas

Dewi Sartika: Perempuan Sunda pun Ingin Maju (3-Habis)

CEMOOHAN terhadap profesi guru perempuan tidak membuat Dewi Sartika goyah, apalagi mun­dur dari aktivitasnya. Semangatnya malah semakin menggebu-gebu untuk mewujudkan harapan-harapannya. ”Tatapi nu ngarang teu pisan galideur, unggut kalinduan, gedag kaanginan, sabab geus jamak baè anu hirup tèh, najan sakumaha hadè bageurna gè, sok aya baè nu dengki. Mungguh di bangsa urang nu matak dengki batur tèh aya tilu; banda, bagja, rupa.” (halaman 12). Dia berpikir keras, bagaimana caranya agar para orangtua mau menyekolahkan anak-anak perempuannya. Bagaimana pula supaya anak-anak perempuan itu mau bersekolah hingga selesai. Materi pelajarannya juga menjadi bahan pemikiran Dewi agar membuahkan hasil yang sesuai dengan harapan. Selain itu, agar masyarakat makin percaya pentingnya pendidikan bagi ...
Di Mana Pertama Kali Nabi Salat Jumat?
Kabar Khas

Di Mana Pertama Kali Nabi Salat Jumat?

SAAT berkeliling Madinah, jemaah umrah atau haji, akan diberi tahu pembimbing atau pemandu tentang Masjid Jumat. Namun rombongan jarang yang singgah di lokasi itu. Kebanyakan lebih memilih singgah di Masjid Quba lalu melaksanakan salat sunat dua rakaat di masjid tersebut. Padahal Masjid Jumat adalah tonggak penting dalam sejarah Islam. Di situlah pertama kali Nabi Muhammad salat Jumat. Perintah salat Jumat sendiri turun di Mekah, bersamaan dengan perintah salat lima waktu. Namun karena Rasulullah masih berada di Mekah dan kondisi belum memungkinkan, kewajiban salat yang mensyaratkan diikuti jemaaah dalam jumlah banyak, itu ditunda.  Salat Jumat pertama kali dilakukan, ketika Nabi hijrah ke Madinah. Menurut berbagai referensi, pada Senin, 12 Rabiul Awal 1 Hijriyah atau 23 September...
Pasar Pintar, Solusi Belanja di Masa Pandemi
Kabar Khas

Pasar Pintar, Solusi Belanja di Masa Pandemi

PADA masa pandemic Covid-19, mematuhi protokol kesehatan adalah sebuah keniscayaan. Sebab cara itu adalah sebuah ikhtiar agar terhindar dari musibah penyakit. Namun demikian, aktivitas sehari-hari harus tetap berjalan sebagaimana mestinya, agar kehidupan tetap terjaga. Termasuk berbelanja untuk memenuhi kebutuhan asupan gizi keluarga. “Nah, agar dua hal ini bisa dijalankan, maka salah satu upayanya adalah dengan memanfaatkan teknologi  digital dalam berbagai aktivitasnya, termasuk berbelanja di pasar,” kata Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir disela “Peresmian Pasar Pintar Kab. Sumedang” di pendopo kantor Induk Pusat Pemerintahan (IPP) Pemkab Sumedang, Rabu (2/12/2020). Berkaitan dengan itu, dia mengapresiasi provider PT Raharja Sinergi Komunikasi (RSK) yang meluncurkan aplikasi “Pas...
Dewi Sartika: Perahu Kecil di Lautan Luas (2)
Kabar Khas

Dewi Sartika: Perahu Kecil di Lautan Luas (2)

  RADEN Ajeng Kartini dan Raden Dewi Sartika menghadapi stigmatisasi (sikap merendahkan) kaum perempuan. Pada masa itu, terdapat dua hambatan di tengah masyarakat yang membuat langkah perempuan terpasung, yaitu pemahaman agama yang sempit dan adat istiadat yang sudah mengakar. Perempuan tidak perlu bersekolah, kata para orangtua. Soalnya, meskipun ber­pen­didikan, perempuan tetap tidak akan ”menjadi orang” seperti kaum lelaki. Perempuan itu cukup berperilaku baik, bisa memasak nasi, bisa bikin sambal, dan merapikan rumah untuk mengabdi kepada suami. ”Cenah hayang bisa nulis, mènta baè dipapatahan ka salakina.” (halaman 17) Kaum agamawan juga ada yang tidak menghendaki kaum perempuan bersekolah. Mereka menilai, anak perempuan cukup mengaji, belajar salat yang baik, menghafalkan si...