Tim Aman Palestin berdoa bersama Kang Emil dan Bu Atalia di Gedung Pakuan, Foto: Istimewa
INI bukan cerpen, tapi cerita nyata tentang kuasa Allah SWT atas makhluk ciptaanNya. Pada tanggal 26 Mei 2022, Emmeril Khan Mumtadz (23), anak sulung Gubernur Jabar Ridwan Kamil, mendapat musibah terseret arus Sungai Aare di Bern, Swiss. Empat belas hari kemudian, pria yang akrab dipanggil Eril ini ditemukan di permukaan air Bendungan Engehalde di Bern.
Kang Emil -sapaan Ridwan Kamil- dari Swiss melakukan video call kepada istrinya, Atalia Pararatya, di Bandung, usai memandikan jenazah sang anak. Dia mengabarkan, kondisi fisik Eril masih utuh tidak kekurangan suatu apapun. Keterangan yang disampaikan Emil, membuat Atalia yang saat itu didampingi ibunda dan ibu mertuanya, tidak kuasa menahan tangis harunya.
Sungguh tak ada yg kebetulan di dunia ini. Karena semuanya sudah ada dalam catatan kitabNya. Pada Senin (6/6) pagi, Ustadz Awang Supian, Lc (Ketua Aman Palestin) yang berasal dari Malaysia bersilaturahmi kepada Prof. Dr. KH. Miftah Faridl (Ketua Dewan Penasehat Aman Palestin Indonesia). Sore harinya melakukan takziah kepada Ridwan Kamil, yang juga desainer dan penggerak donatur pembangunan Mesjid Syekh Ajlin di Gaza, Palestina).
Saat di Aula MUI Kota Bandung Jln. Sadangserang, Ustadz Awang Supian, yang punya hobi menyelam ini, berdiskusi seputar musibah yang menimpa Eril. Semua yang hadri punya keykinan, tidak akan sampai tiga pekan jasad Eril akan ditemukan. “Ayo kita berdoa. Semoga Allah menampakkan jasad Eril, diampuni dosanya. Insya Allah Eril syahid. Orang tuanya ditabahkan, dan Eril kelak jadi wasilah pengantar ke sorga,” tutur KH Miftah Faridl.
Keyakinan akan ditemukannya jasad Eril dalam waktu dekat atau maksimal tiga pekan setelah kejadian, terungkap lagi saat penulis bersama Ustadz Awang Supian, Ustad Miftahudin (Ketua Aman Palestin Indonesia), Ustadz Ridwan Kamal dan Ridzki (pengurus Aman Palestin Indonesia) berada di mobil menuju Gedung Pakuan, rumah dinas Gubernur Jabar.
Alhamdulillah, dengan bantuan rekan-rekan di Gedung Pakuan (Pak Ridho, Pak Rendi, Pak Iman, Bu Riza, A Deni, A Yogi Prayogi, dll), kami langsung dijemput staf protokol dan diantar bertemu Kang Emil. Sebagmana dalam chat yang penulis kirim sebelumnya, saat bertemu itu, Ustadz Awang Supian menyanpaikan salam takziah dari Menteri Wakaf dan Agama Palestina (Gaza) serta para tokoh dan mujahid Gaza. “Pak Emil, umat Islam di Gaza melakukan shalat gaib dan berdoa untuk Assyahid Eril,” ujar Ustadz Awang.
“Ya, terima kasih. Bagmana kabar mesjid Syekh Ajlin,” tanya Kang Emil.
“Alhamdulillah, sudah sekitar 80 persen proses pembangunannya,” jawab Ustadz Awang.
“Kelak, sebaiknya Kang Emil launching Mesjid Syekh Ajlin ya di Gaza,” kata penulis.
“Ya,..ya.. setelah selesai mengurus ini (musibah Eril), saya akan ke Gaza,” kata Kang Emil.
Boleh jadi, kami adalah rombongan tamu hari itu yang diberi kesempatan berdoa dan berdialog singkat. Kami masing-masing berdoa.
Allah tampaknya menstimulus kami. Ada rentetan kalimat permohonan kepada Allah agar segera ditampakkan jasad Eril dan dipertemukan dengan orangtuanya (doa ini pula yg dilakukan saat kami berada di kantor MUI Kota Bandung pagi hari sebelumnya).
Usai keluar dari Gedung Pakuan, penulis berniat menulis chat khusus tentang doa tersebut untuk Kang Emil. Alhamdulillah, pada dinihari penulis pun membuat chat tentang doa khusus memohon Allah SWT untuk “menampakkan” jasad Eril sesegera mungkin. Chat tersebut penulis kirimkan ke Kang Emil via stafnya (Pak Ridho).
Alhamdulillah, kehendakNya, takdirNya pun terjadi. Allah SWT mengabulkan doa-doa dari begitu banyak pihak. Allah SWT “melepaskan” jasad Eril dari pusaran air sungai dan menghentikannya di sebuah bangunan bendungan. Allahuakbar. Sungguh, tidak ada yg tidak mungkin bagi Allah SWT.***
**Catatan tasyakur untuk Kang Emil dan Bu Atalia dari Achmad Setiyaji, Antapani, Jumat tanggal 10 Juni 2022, 23.08 WIB.