Sebagai arsitek, Ir. Soekarno tidak hanya piawai menggambar atau membuat sketsa untuk bangunan umum, namun juga untuk bangunan masjid. Salah satunya adalah sketsa untuk Masjid Quatul Islam yang akan berdiri di Bandung. Rencana itu digulirkan pada tahun 1950.
Sketsa masjidnya sendiri dibuat 25 tahun sebelumnya, ketika Bung Karno muda “idek liher” di Kota Kembang dan masih tercatat sebagai mahasiswa ITB. Di Kampus Ganesha itu Bung Karno mengambil bidang keilmuan teknik sipil dalam kurun waktum 1920-1926.
Maka kepanitiaan pun dibentuk dengan nama Komite Masjid Quatul Islam. Berita tentang kepanitiaan dan gambar rancangan masjid, dimuat dalam surat kabar De Preangerbode edisi 11 September 1950. Di bawah gambar itu tertera tulisan tangan Bung Karno “Moga-moga Tuhan Mengchabulkan terdjadinja mesjid ini!Soekarno 8/4 ’50” beserta tanda tangannya.
Panitia pembangunan masjid dibentuk di Jakarta. Ir. H. Moh. Enoeh sebagai Ketua, Ardiwinangun (Wakil Ketua I), R. Enoeh (Wakil Ketua II), R. Djerman Prawirawinata (Sekretaris) dan sejumlah besar anggota dewan, termasuk sejumlah tokoh dari Bandung dan Jakarta.
Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Moh. Natsir, sebagai Pelindung Komite. Kemudian Ketua Kehormatan Menteri Agama KH. Wahid Hasyim; Penasihat Menteri Keuangan Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Perhubungan Ir. Djuanda Kartawidjaja, mantan Wali Negara Pasundan Wiranatakusuma dan Gubernur Jabar Sewaka.
Biaya Rp 5,5 juta
Direncanakan masjid adan berdiri di atas lahan seluas 4.000 meter persegi, yang akan menampung untuk 8.000 jemaah. Jika melihat angka-angka ini, tentu tempat ibadah itu berukuran besar. Hanya saja dalam berita tidak disebutkan di mana calon lokasi untuk masjid tersebut.
Menurut hitungan, pembangunan Masjid Quatul Islam membutuhkan biaya sebesar Rp 5,5 juta. Untuk lebih mematangkan langkahnya, panitia mengadakan rapat di Bandung. Berbagai cara akan dilakukan agar dana untuk pembangunan masjid Quatul terkumpul. Termasuk mengirimkan proposal ke berbagai perusahaan untuk mendapatkan dukungan finansial.
Pada kesempatan rapat itu disepakati, sebanyak 500 ribu kartu pos bergambar sketsa masjid Quatul Islam karya Bung Karno akan dijual. Harga setiap kartu pos bergambar masjid tersebut Rp 5,00.-. Selain itu, sebanyak 300 ribu kartu dengan format lebih besar akan dijual seharga Rp 10,00 per lembar. Sedangkan 200 ribu kartu pos berukuran lebih besar lagi dijual Rp 25,00 per lembar.
Akan tetapi belum ditemukan informasi lanjutan tentang perkembangan rencana pembangunan masjid tersebut. Yang jelas, hingga hari ini di Bandung tidak ada masjid bernama Quatul Islam yang dibangun pada masa Presiden Soekarno. (Enton Supriyatna Sind)***
Sekretaris nya adalah Kakek saya. Admin yang dimuliakan Allah, terima kasih banyak telah membagi informasi ini. Saya adalah cucu kandung dr anak pertamanya Rd. Djerman Prawirawinata. Semoga Allah merahmati Anda. 🙏
Walaupun pernah merancang bbrp rumah tinggal dan membuat sketsa di atas, cukup meragukan bahwa beliau adalah seorg arsitek. Karena jelas tertera dalam ijazah beliau dari Technische Hoogeschool: Civiel Ingenieur, Faculteit: Weg & Waterbouwkunde (Insinyur Sipil, fakultas teknik jalan & bangunan air)