YAZID bin Muawiyah, adalah khalifah Dinasti Umayyah yang terkenal kekejamannya, membantai keluarga Rasulullah SAW di Karbala. Dalam peperangan yang sangat tidak seimbang, Imam Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi, terbunuh dan kepalanya dipenggal dibawa ke istana Yazid di Damaskus (Suriah).
Selain membantai keluarga Nabi, Yazid anak Muawiyah juga merusak kota Mekah dan Madinah, dua tempat yang sangat dihormati kaum muslimin. Bahkan Nabi berulangkali menegaskan keistimewaan kedua tempat tersebut.
Ulama ahli tafsir, Jalaluddin As-Suyuthi, dalam kitabnya “Tarikh al-Khulafa” berkisah, pada tahun 63 H penduduk Madinah memberontak dan tidak mengakui Yazid sebagai khalifah. Pasalnya, Yazid dikenal sebagai tukang maksiat. Pemabuk yang parah dan rajin melakukan berbagai kemunkaran.
Untuk memadamkan pemberontakan, Yazid mengirim pasukan dalam jumlah besar. Hampir saja warga Madinah tidak ada yang selamat. Ratusan sahabat Nabi dibunuh, kota dihancurkan, seribu gadis dirusak kehormatannya.
Kemudian pasukan itu menuju Mekah, untuk memerangi Abdullah bin Zubair yang dianggap sebagai tokoh pemberontak. Dia adalah putra sahabat Nabi, Zubair bin Awwam. Mereka membombardir Mekah dengan balista (ketapel besar yang melontarkan bola api).
Peristiwa yang terjadi pada bulan Safar 64 H tersebut, mengakibatkan sebagian penutup Kabah terbakar. Atap-atap Kabah dan tanduk domba peninggalan kurban Nabi Ibrahim ikut dilalap api. Api juga membakar rumah-rumah penduduk dan masjid-masjid.
Pada saat pengepungan terhadap Mekah itulah, pasukan tersebut mendapat kabar bahwa khalifah mereka, Yazid bin Muawiyah, mati. Akhirnya tentara Yazid yang sudah kelelahan itu, pulang ke Syam (Suriah).
Akhirnya dipenggal
Pengepungan terhadap kota suci Mekah terjadi lagi pada masa khalifah Bani Umayah lainnya, Abdul Malik bin Marwan. Sasarannya sama, memerangi Abdullah bin Zubair dibaiat penduduk Mekah sebagai khalifah.
Maka atas perintah Abdul Malik, Al Hajjaj berangkat memimpin penyerbuan ke Mekah bersama 2.000 pasukan. Dengan mengutip berbagai sumber, Nadirsyah Hosen dalam bukunya Islam Yes, Khilafah No! mengungkapkan peperangan itu terjadi selama 6 bulan.
Selama itu pula kota Mekah dan Kabah terbakar akibat panah-panah api yang dilepaskan pasukan Al-Hajjaj. Melihat kekuatan pasukan tersebut, pendudukan Mekah pun memilih bergabung dengan Al-Hajjaj.
Akhirnya Abdullah bin Zubair dibunuh pasukan Al-Hajjaj. Kepalanya dipenggal dan tubuhnya disalib. Lantas pasukan Al-Hajjaj berteriak mengumandangan takbir. Abdullah bin Zubair adalah putra Asma binti Abu Bakar. Kakek Abdullah bin Zubair tersebut tiada lain adalah khalifah pertama sepeninggal Nabi Muhammad SAW. (Enton Supriyatna Sind)***