Jumat, 26 April 2024

Delapan Poin Pernyataan Forum Kiai Muda

Foto: Istimewa

BANDUNG.- Mudzakarah Kiai Muda se-Kabupaten Bandung yang berlangsung Kamis (24/12/2020) semalam, menghasilkan delapan poin pernyataan. Salah satunya, menegaskan dukungan penuh kepada  pemerintahan untuk menuntaskan perang terhadap kelompok maupun ormas intoleran, radikal, teror dan separatis, yang telah mengusik ketentraman umat beragama dan merongrong keutuhan NKRI.

Pernyataan itu dibacakan KH Ibnu Athoillah Yusuf AlHafidz, Koordinator Forum Kiai Muda se-Kabupaten Bandung, seusai acara mudzakarah, yang berlangsung di  Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami Kabupaten Bandung.  Acara itu dihadiri 15 pimpinan pesantren dan para kiai muda, dengan menerapkan protokol kesehatan.

Selain itu, forum juga mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama bersatu-padu dalam memerangi gerakan radikalisme, intoleransi, terorisme dan separatisme di Tanah Air baik itu di dunia nyata maupun dunia maya. Jangan diberi ruang sedikit pun untuk kelompok yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.

“Kami mengutuk keras segala bentuk kekerasan dan aksi teror dalam bentuk apapun atas nama apapun. Menyatakan dan menyerukan perang melawan radikalisme, intoleransi, terorisme dan separatism. Ajakan perang ini merupakan langkah serius kami demi menyelamatkan Indonesia,” ujar pernyataan itu.

Para kiai muda itu mendukung penuh upaya Polri dan semua aparat keamanan negara untuk menindak tegas dan memproses hukum secara adil pelaku intoleran, teror, radikal dan separatis. Mendesak pemerintah khususnya pihak keamanan untuk mengambil langkah yang tegas serta cepat dalam menangani gerakan radikal apapun yang merusak nilai-nilai luhur pancasila.

Mereka juga mengajak seluruh rakyat Jawa Barat untuk menolak segala jenis gerakan radikal dan memperkuat persatuan dan kesatuan demi keutuhan NKRI. Mendesak pemerintah bertindak tegas membubarkan kelompok maupun ormas yang terbukti intoleran, radikal dan bertentangan dengan ideologi negara Pancasila.

Tanggung jawab bersama

Sebelumnya, forum tersebut  membicarakan tentang upaya melawan paham radikalisme, separatisme dan terorisme. Perang terhadap mereka, katanyua,  bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan aparat keamanan, namun juga  tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Menjadi kewajiban semua pihak untuk melawan dan tidak memberikan ruang bagi tumbuhnya paham kekerasan tersebut.

Jangan biarkan virus perusak ketentraman itu menjadikan Indonesia sebagai lahan mereka, seperti yang dilakukan di negera Irak, Suriah, Libya dan lainnya. Indonesia harus dijaga dengan kebhinekaan dan ideologi Pancasila yang telah diwariskan para pendiri bangsa.

“Kegiatan ini dilaksanakan karena rasa prihatin  terkait maraknya paham radikalisme, tindakan terorisme dan separatisme.  Kita harus melakukan segala upaya dalam mencegah atau menangkal tumbuh maupun berkembangnya paham-paham seperti itu,” ujar KH Ibnu Athoillah Yusuf AlHafidz.

Menurut dia, sikap radikal dapat tumbuh sejak dini melalui ajaran yang disisipkan dalam kegiatan kajian-kajian yang mengatasnamakan jihad. Penyakit intoleran merupakan salah satu penyebab terjadinya radikalisme yang berujung pada tindakan terorisme. (Sup)***

 

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: