Sabtu, 20 April 2024

Nabi dan Menanam Pohon

BANYAK jalan mendapatkan pahala. Begitulah pesan tersirat yang disampaikan Nabi. Bukan tanpa alasan, sebab betapa beragamnya cara yang dapat dilakukan orang untuk meraih ganjaran dan disenangi Allah. Salah satunya adalah kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup, menanam pohon.

“Jika kiamat tiba,” kata Nabi yang mulia, “sementara di tangan salah seorang kalian tergenggam sebatang anak pohon kurma, dan ia tidak bisa tumbuh jika tidak ditanam, maka tanamlah. Sebab dengan cara seperti itu, kau akan meraih pahala”.

Bayangkan, ketika hari terakhir akan tiba saja, kesempatan menanam pohon itu tidak boleh disia-siakan. Persoalannya bukan lagi pada siapa yang akan menikmati hasil tanamannya secara fisik, melainkan nilai yang lebih tinggi dari sekadar itu.  Pada kesempatan lain beliau bersabda, “Siapa menanam pohon, niscaya diberi pahala oleh Allah sebanyak pohon dan buahnya”.

Aktivitas menanam dan semacamnya, juga menjadi bagian penting bagi “masa depan” manusia setelah meninggalkan dunia ini. Kata Nabi, Ada tujuh orang yang pahalanya terus mengalir selama dalam kuburnya; yaitu orang yang mengajarkan ilmu, membuat aliran sungai (irigasi), menggali sumur, menanam pohon kurma, membangun masjid, mewariskan Alquran, dan meninggalkan anak keturunan yang  selalu memintakan ampunan setelah kematiannya”.

Dari sabda Nabi di atas, terdapat tiga pekerjaan yang berkaitan langsung dengan lingkungan hidup yakni irigasi, menggali sumur dan menanam pohon. Betapa besar manfaat sistem pengairan (irigasi) untuk kegiatan pertanian. Selain memberi harapan hidup bagi para petaninya, juga memenuhi kebutuhan pangan untuk masyarakat luas.

Sementara menggali sumur, dimaksudkan sebagai pekerjaan untuk menyediakan air bersih. Aktivitas rutin warga seperti mandi cuci kakus (MCK) hanya bisa dilakukan dengan layak jika tersedia air bersih. Akan halnya menanam pohon kurma, sudah jelas kegunaannya sebagaimana halnya keberadaan sebuah pohon bagi kehidupan manusia dan lingkungannya.

Selamat Hari Mananam Pohon, 28 November.

(Enton Supriyatna Sind. Hadits dikutip dari buku Ketika Nabi di Kota karya Nizar Abadzah)***

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: