Sabtu, 20 April 2024

Sudah 28 Jamban Umum untuk Warga Cimenyan

 

Jamban umum yang baru selesai dibangun di Pondok Buahbatu Desa Mekarmanik Kec. Cimenyan Kab. Bandung, Rabu (4/11/2020). Fofo: apakabar.news

PEKERJAAN Toha Odik (45) sehari-harinya adalah petani. Lahan garapannya tidak jauh dari tempat tinggalnya di kawasan Oraytapa, Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Akan tetapi belakangan ini profesinya bertambah. Di sela-sela kesibukannya mencangkul atau menyiangi tanaman, Toha menjadi “arsitek” pembangunan jamban umum.

“Ya saya mah apa sajalah. Sabisa-sabisa we. Bagaimana caranya dana yang ada bisa cukup untuk ngebangun WC umum. Tidak pakai gambar-gambar, prung sajah dikerjain,” kata Toha, Kamis (5/11/2020), di lokasi pembangunan jamban umum untuk warga  RT 02 RW 14 di Pondok Buahbatu Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.

Beberapa waktu lalu, Toha juga harus menempuh perjalanan cukup jauh ke luar dari Cimenyan. Membangun jamban umum di Cikoneng Desa Cibiru Wetan Kec. Cileunyi Kab. Bandung. “Di Cikoneng masih banyak warga yang sarana MCK-nya tidak layak. Jambannya alakadarnya. Perlu dibangun banyak jamban umum di sana,” kata Toha yang  sejak empat tahun lalu menjadi relawan Odesa Indonesia.

Dua hari lalu, Toha dan timnya baru menyelesaikan pembangunan jamban umum di RT 04 RW 14 Pondok Buahbatu. Sarana MCK tersebut dibangun dari dana bantuan Himpunan Alumni Elektro 1986 Institut Teknologi Bandung. Uang Rp 22 juta itu cukup untuk membangun satu unit WC komunal dua pintu yang memadai.

Setidaknya terdapat 12 keluarga atau 27 jiwa yang mendapatkan manfaat dengan hadirnya jamban umum tersebut. Sumber air tidak sulit, tinggal memasang selang dari bak penampungan yang berasal dari sumber mata air di kaki gunung. Sebelumnya, mereka memakai sarana MCK seadanya yang jauh dari layak. Jamban mereka sangat tidak sehat.

Warga setempat juga digerakkan untuk rajin menggarap pertanian pekarangan. “Kegiatan tani pekarangan yang berbarengan dengan hadirnya MCK umum, membuat lingkungan menjadi lebih bersih. Karena tani pekarangan itu menghijaukan halaman rumah tangga petani. Kita beri mereka polybag dan bibit beragam sayuran. Asal rajin merawatnya, insya Allah bermanfaat,” tutur Toha.

Jamban alakadarnya di Kampung Pondok Buahbatu. Foto: apakabar.news

Sekitar 70 jamban

Menurut Ketua Yayasan Odesa Indonesia, Faiz Manshur, pembangunan jamban umum tersebut merupakan yang ke-28. “Dalam empat tahun terakhir ini, kami berupaya keras berupaya membantu warga antara lain dalam hal sanitasi. Dengan dukungan para dermawan berhati mulia, satu persatu jamban umum hadir di tengah warga yang membutuhkan,” katanya.

Berdasarkan penghitungannya, sedikitnya dibutuhkan 70 unit jamban umum bagi warga Cimenyan, terutama yang berada di kantong-kantong kekumuhan. Masih banyak tempat yang membutuhkan kehadiran jamban umum. Dia optimistis, jika ada kebersamaan dan rasa empati dari warga lainnya, jamban umum sebanyak itu akan terwujud.

Jamban umum yang sekarang sedang dibangun, jaraknya hanya sekitar 400 meter dari jamban yang sudah digunakan. Pembangunan dilakukan dengan dana dari para dermawan. Enang (45) ketua RW setempat mengaku senang dengan bantuan jamban umum bagi warganya. Selama ini warga bingung bagaimana caranya membangun jamban umum, sebab dari sisi ekonomi warga tidak memungkinkan.

“Kami sangat senang menerima bantuan jamban ini. Sekarang warga bisa nyaman mencuci dan mandi. Warga tidak risih kalau mandi, karena tidak mungkin dilihat orang. Sebelumnya, ibu-ibu kalau mandi harus sambil teriak-teriak untuk memberi tanda. Supaya orang maklum di jamban darurat itu ada orang,” ucap Enang.

Menurut informasi dari warga, sudah puluhan tahun mereka hidup dengan kondisi sanitasi yang buruk.  Di hampir setiap rukun tetangga hal itu dengan mudah terlihat. Meskipun air bersih mudah didapatkan dari pinggir hutan, namun perilaku hidup bersihnya masih jauh dari baik.

Pengamatan di lapangan menunjukkan, jamban keluarga dibangun seadanya dari kayu atau bambu lapuk. Dindingnya terbuat dari karung bekas atau spanduk bekas masa kampanye calon legislatif. Terdapat juga warga yang menyalurkan hajatnya di  kebun atau kolam di belakang rumah. (Enton Supriyatna Sind)***

 

 

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: