Kamis, 25 April 2024

Istighosah untuk Kondisi Lebih Baik

Suasana istighosah kubro di Pusdai Jabar, Rabu (21/10/2020). Foto: Humas Pemprov Jabar

BANDUNG.- Sekitar 1 juta santri di Jawa Barat mengikuti istighosah kubro secara virtual, yang dipusatkan di Gedung Pusdai Kota Bandung, Rabu (21/10/2020).  Di tengah berbagai keprihatinan yang melanda bangsa ini, disampaikan sejumlah harapan untuk perbaikan kehidupan masyarakat. Jemaah dengan khidmat  melantunkan doa-doa.

Hadir pada acara tersebut Gubernur Ridwan Kamil, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jabar. Istighosah digelar dengan menerapkan protokol kesehatan ketat dengan undangan terbatas.

Sebelum istoghosah berlangsung, Ridwan Kamil berharap kegiatan tersebut menjadi kesempatan  instropeksi dan memanjatkan doa kepada Allah SWT.  Terlebih saat ini, Indonesia tengah diterpa berbagai ujian seperti pandemi Covid-19, bencana alam, sampai kondisi sosial politik.

“Semoga permasalahan di Indonesia, khususnya Jabar, segera selesai, lebih damai  dan kembali kondusif. Dijauhkan dari segala bahaya, dan pandemi Covid-19 segera berakhir.  Walaupun dalam kondisinya seperti ini, namun tidak mengurangi kekhidmatan kita,” ujar pria yang akrab disapa Emil itu. Dikatakan pula, istighosah kubro gelar untuk menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober.

Mohon pertolongan

Sementara itu Habib Muhammad Luthfi bin Yahya mengungkapkan, istighosah bermakna bahwa manusia adalah makhluk lemah, yang tidak akan sanggup menyelesaikan permasalahan tanpa pertolongan Allah SWT. “Karena itu kita mohon pertolongan kepada Allah atas ketidakmampuan kita. Kita sangat perlu pendekatan diri kita kepada Yang Maha Kuasa,” tutur Ketua Forum Sufi Internasional itu.

Dengan mengingat kebesaran dan sifat-sifat Allah SWT, kata Habib Luthfi, maka ketauhidan dalam diri seseorang akan semakin kuat. Demikian pula dengan kepedulian terhadap sesama. Melalui doa yang  dibacakan dan mengingat kebesaran Allah SWT, akan  menambah ketauhidan, ma’rifat, dan keyakinan  kepada Allah SWT.

Pada acara itu, Ridwan Kamil meluncurkan program Satu Desa Satu Hafidz (Sadesha) tahap II. Pada tahap ini, jumlah peserta meningkat menjadi 4.500 orang, sedangkan peserta Sadesha tahap pertama yakni 1.500 orang. Melalui program ini,  5.312 desa akan punya penghafal Al-Qur’an.

Menurutnya, program Sadesha terbagi menjadi dua bagian, yakni beasiswa bagi penghafal Al-Qur’an dan pemberdayaan para hafidz sebagai pengajar Al-Qur’an di desa-desa, untuk mencetak penghafal-penghafal Al-Qur’an baru. Peluncuran Sadesha tahap II dilakukan secara simbolis,  dengan ditandai penyematan rompi olehh Ridwan Kamil kepada dua orang perwakilan peserta. (Pri)***

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: