Selasa, 23 April 2024

Pengurus KAMI Jabar Diperiksa 7 Jam

Mapolda Jawa Barat

BANDUNG.- Setelah diperiksa lebih dari tujuh jam, akhirnya enam orang pengurus dan aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jawa Barat meninggalkan Mapolda Jabar Jln. Soekarno-Hatta Kota Bandung.  “Ya mereka dimintai keterangan  di Mapolda Jabar sekitar tujuh jam,” kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Erdi A. Chaniago, Kamis (15/10/2020).

Keenam orang tersebut adalah Roby Win  Kadir dan Prio (Presidium KAMI Jabar),  Lusiana (Bendahara), Oktavianus, Amin Bukhairy (aktivis KAMI), dan Wahyu Hidayat (pemilik rumah yang dijadikan Posko KAMI). Pemeriksaan dimulai pada pukul 10.00 WIB dan baru selesai sekitar pukul 17.30 WIB.

Dikatakan Erdi, dalam pemeriksaan itu lebih dari sepuluh pertanyaan disodorkan penyidik kepada mereka. Keenam orang tersebut berada Mapolda Jaba berkaitan dengan kasus dugaan penganiayaan dan penyekapan terhadap Ditintelkam Polda Jabar Brigadir M. Azis di sebuah rumah Jln. Sultan Agung No. 12 Kota Bandung. Mereka masih berstatus sebagai saksi.  “Masih diperiksa keterangan sebagai saksi,” kata Erdi.

Seperti diberitakan, polisi menetapkan tujuh tersangka dalam kasus itu. Tiga dari tujuh tersangka kemudian ditahan di Mapolda Jabar. Mereka disangkakan Pasal 170 dan 351 dan diancam kurungan di atas dari 5 tahun.

KAMI membantah

Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI Jawa Barat membantah terjadinya penyekapan yang dilakukan relawan KAMI terhadap Brigadir M. Azis, usai unjuk rasa hari Kamis  (8/10/2020) pekan lalu.  “Saya ingin meluruskan, dalam kejadian itu tidak ada yang namanya penyekapan,” tegas Presidium KAMI Jabar, Syafril Sofyan, Kamis (15/10/2020).

Dari berbagai data itulah dia menarik kesimpulan. Dijelaskannya, pada Kamis petang itu datang seseorang berpakaian preman, yang belakangan diketahui polisi berpangkat Brigadir M. Azis, masuk ke halaman rumah Jl. Sultan Agung No. 12 Bandung yang jadi posko relawan.

Pria tersebut membawa semacam pentungan, lalu mengucapkan nada provokatif. Relawan yang berada di sana lantas bertanya tentang identitasnya, namun Azis tak mengaku sebagai polisi. Syafril tidak menjelaskan lebih jauh apa isi ujaran provokatif itu.

Tidak lama kemudian, Azis kembali menuju arah gerbang,  namun relawan segera menutupnya. Para relawan menganggap pria itu sebagai perusuh, karena datang dengan tiba-tiba laku mengucapkan kalinat-kalimat yang memancing emosi. Maka terjadilah adu mulut hingga dugaan pemukulan, akan tetapi tidak  terjadi penyekapan.

“Kalau pemukulan dan segala macam mungkin saja. Menurut Pak Robby (Robby Win Kadir, Persidium KAMI Jabar) dia melerai. Saat di bawa ke luar, orang itu sehat dan berjalan dengan baik. Tidak ada penyekapan terus disiksa dan segala macam,” tegasnya. (Sup)***

 

 

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: