SUMEDANG.- Tim SAR gabungan kembali menemukan korban meninggal dunia tertimbun tanah longsor di Dusun Bojong Kondang RT 3/RW 10, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. Pada pencarian hari kedua, Minggu (10/01/2021), hingga sekitar pukul 14.30, sudah ditemukan 12 korban meninggal dunia.
Dari jumlah tersebut, dua korban adalah Komandan Rayon Militer Cimanggu Kapten Inf Setyo Pribadi, Kasi Trantibum Kec Cimanggung Suhanda, serta Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumedang Yedi. Mereka tertimbun tanah longsor susulan pukul 19.30 WIB, Sabtu (09/01/2021).
Korban meninggal lainnya merupakan warga setempat antara lain Diding dan Dudung (Dusun Bojongkondang), Wildan dan Yani (Dusun Babakan Limus), Nardianto (Perum SBG RT 04/RW 14) dan Engkus Kuswara (RT 2/ RW 02).
Korban yang masih hilang tertimbun longsor sebanyak 8 orang. Dalam kejadian itu 25 orang korban luka yang 3 di antaranya mengalami luka berat dan sudah dirujukke RS . “Korban luka ringan masih dirawat di Puskesmas,” kata Kepala Puskesmas Sawah Dadak Kecamatan Cimanggung, Dudung , Minggu (10/1/2021).
Menurut Kabag Humas dan Protokol Setda Kab. Sumedang, Asep Taufiq, dari 8 korban yang belum ditemukan itu, 4 orang di antaranya adalah Mersi Siagian beserta 3 anaknya terdiri dari Arda Rosa Pasaribu (13), Alfaro Pasaribu (6) dan balita Boston Pasaribu.
“Saat kejadian, ayahnya yakni Bangkit Pasaribu sedang bekerja di luar sehingga selamat dari bencana. Sekarang ayahnya sedang di lokasi kejadian lagi melihat proses pencarian” kata kakak kandung korban Mersi Siagian, Winton Panjaitan (49) yang sedang menunggu proses pencarian di tempat pengungsian SMAN Cimanggung.
Tinjau lokasi
Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo dan Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil serta Kapolda Jawa Barat Irjen Ahmad Dofiri meninjau lokasi kejadian. Ketiganya didampingi Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, Wakil Bupati Sumedang Erwan Setiawan, dan Forkopimda Kabupaten Sumedang. Dony menerangkan kronologis kejadian dan upaya pencarian korban .
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan, laporan sementara menyebutkan lokasi longsor berada pada kemiringan cukup curam. Dia mengimbau agar warga waspada karena retakan tanah masih terjadi.
Sedangkan Doni Monardo mengatakan, pemerintah pusat akan memberikan dukungan bersama Pemprov Jawa Barat agar bisa meringankan beban masyarakat. Langkah pertama yang sudah dilakukan Pemprov dan dan Pemkab Sumedang adalah mengevakuasi 150 orang warga sekitar ke tempat pengungsian sementara. “Sedangkan yang yang wafat telah diurus dengan baik,” katanya.
Dia meminta agar ada kesadaran masyarakat di wilayah lokasi bencana untuk bersedia direlokasi. “Jangan dulu menempati kawasan ini sampai akhirnya nanti pusat dan provinsi mengeluarkan hasil kajian. Kalau sudah diputuskan kawasan itu zona merah, masyarakat harus mau melepaskan rumah dan tanahnya lalu pindah ke tempat baru,” tegasnya.
Dikatakan, Pemkab Sumedang akan menyiapkan lahan desa untuk relokasi dan rumah warga tidak boleh lagi ditempati. ” Bapak Presiden Jokowi telah memberikan dana stimulan bagi masyarakat yang terdampak bencana. Untuk rumah rusak berat sebesar Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta dan rusak ringan Rp 10 juta,” katanya.
Ia berharap agar rumah yang rusak berat bisa segara mungkin dibangun bersama oleh Pemprov Jabar i didukung TNI dan Polri. Dalam kesempatan tersebut diberikan bantuan dana siap pakai dari BNPB sebesar Rp 1 miliar dan dari Pemprov Jawa Barat sebesar Rp 150 juta. (Hadadi)***