Selasa, 19 Maret 2024

BI Dukung Pengembangan Pesantren Agrokultur

Pengasuh Ponpes Al-Mizan KH Maman Imanulhaq dan Kepala Perwakilan BI Jabar Herawanto meninjau lokasi pembibitan cabe.

MAJALENGKA.- Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat mendukung dan akan membantu Ponpes Al-Mizan dalam pengembangan program pesantren agrokultur. Sementara itu, beberapa program edukasi ketahanan pangan untuk santri dan masyarakat akan menjadi prioritas kerja sama antara kedua lembaga tersebut.

“Kita bisa memulainya antara lain dengan pembuatan green house, peralatan digital farming dan pemberian bibt cabe,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Herawanto, ketika berkunjung ke Ponpes Al-Mizan di Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Rabu (10/2/2021).

Pada kesempatan itu hadir pula Kepala Perwakilan BI Cirebon Bakti Artanta dan Kepala Perwakilan BI Tasikmalaya Darjana. Sedangkan Pimpinan Ponpes Al-Mizan KH Maman Imanulhaq didampingi KH Zaenal Muhyiddin, Hj. Upik Rofiqoh dan H Asep Zainal Arifin.

Menurut Herawanto, eco tourism atau wisata alam juga potensi yang akan dikembangkan, dengan melibatkan masyarakat sekitar. “Kita juga akan perkenalkan teknologi pertanian, cara pembibitan tanaman dan mitigasi bencana,” katanya.

Pesantren hijau

Sementara itu KH Maman Imanulhaq menjelaskan, Pesantren Agrokultur Al-Mizan ini berlokasi di Wanajaya Kecamatan Dawuan Majalengka. Menurutnya, ini merupakan tempat edukasi yang efektif untuk “pemuliaan tanah air” melalui program pertanian, peternakan, perilkanan dan pariwisata yang melibatkan generasi milenilal pesantren.

“Sehingga spirit keagamaan yang transformatif bisa sejalan dengan semangat kebangsaan yang kokoh. Hubbul wathan minal iman, mencintai tanah air adalah komitmen keimanan,” ujar pria yang akrab disapa Kang Maman ini.

Diungkapkan, Al-Mizan selama ini punya tiga konsep hubungan yakni hubungan dengan Allah, manusia dan alam. Dalam kaitan dengan alam, Al-Mizan tertarik untuk mengelaborasi hubungan tersebut karena melihat begiti banyak kejadian bencana alam terjadi belakangan ini. Berarti ada sesuatu yang tidak harmonis dalam hubungan tersebut.

Terdapat empat program yang dikembangkan di pesantren agrokultur, yakni green pesantren, para santri dididik mengelola alam mulai dari pembibitan tanaman. Kemudian eco tourism, megembangakan wisata alam, menikmati kekayaan alam.  “Mitigasi bencana juga kita perkenalkan. Penanaman pohon untuk menahan longsor menjadi kegiatan rutin,” uncap anggota DPR dari Fraksi PKB ini.

Program lainnya adalah senior living,  para lansia belajar bertanam dan mendapatkan ketenangan spiritual. Sedangkan pada digital farming, diajarkan agar para santri mampu memanfaatan lahan dengan hasil yang optimal. (Sup)***

 

 

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: