SUMEDANG.- Inspektorat Kabupaten Sumedang masih terus memeriksa kasus ambruknya atap gedung Geo Theater Pusat Budaya Sunda di Desa Sukamaju, Kec. Rancakalong, yang terjadi pada Selasa (8/12/2020) lalu. Termasuk memeriksa kembali penganggarannya, meskipun sudah diaudit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Gedung tersebut dibangun tahun 2019 dengan dana Rp 3,9 miliar.
“Ya kita sedang memeriksa penganggarannya. Meski sudah diaudit BPK, dengan kejadian tersebut Inspektorat bisa memeriksa kembali penganggarannya,” ujar Kepala Inspektorat Kabupaten Sumedang Subagio, di ruang kerjanya, Kamis (17/12/2020).
Diakui Subagio, ketika anggaran pembangunan gedung tersebut diperiksa BPK, sempat muncul tuntutan ganti rugi (TGR) atau kelebihan pembayaan. Akan tetapi semua itu diselesaikan pihak kontraktor. Untuk lebih meyakinkan, bisa juga dengan memeriksa berkas perencanaannya.
“Dari berkas perencanaan tersebut, bisa dilihat kualitas struktur bangunan yang disesuaikan dengan kondisi alam dan geografis di lokasi Geo Theater itu dibangun. Sedangkan perencanaan projek Geo Theater dibuat pihak Pemprov Jabar,” ujar Subagio.
Masyarakat, kata Subagio, menyoroti ketelitian perencanaan dalam kaitan kondisi lingkungannya. “Projek gedung semahal dan sebesar itu semestinya memperhitungkan kondisi alam dan cuaca di lokasi, termasuk hembusan angin kencang di dataran tinggi. Nah, keraguan warga bisa terjawab dengan memeriksa perencanaan yang dibuat sebelumnya,” tuturnya.
Erwan kecewa
Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan dengan meminta bantuan tim ahli dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Diharapkan dapat diketahui, kejadian itu akibat faktor bencana alam karena disapu angin kencang atau akibat rendahnya kualitas bangunan.
“Itu pemeriksaan yang sedang kami lakukan. Sampai sekarang, tim ahli masih melakukan penelitian. Kami juga sedang menunggu hasilnya. Terlepas bagaimana hasilnya nanti, dugaan sementara ambruknya atap Geo Theater itu akibat disapu angin kencang. Untuk kerugian materinya, masih dihitung. Yang jelas, kerusakan atap yang ambruk mencapai 70%,” katanya.
Sebelumnya, Wakil Bupati Sumedang Erwan Setiawan mengaku kecewa sekaligus prihatin dengan ambruknya atap Geo Theater. Dia meragukan kualitas gedung itu. “Masak gedung yang dibangun dengan anggaran yang begitu besar dan masih baru, atapnya bisa ambruk,” ujar Erwan.
Bangunan Geo Theater seharusnya kuat dan kokoh sampai puluhan tahun. Sedengkan ini baru 2 tahun sudah ambruk disapu angin kencang. Sementara saung-saung (gubug) atau bangunan kecil di sekitarnya, tidak roboh. Makanya, pembangunan projek itu harus diperiksa lagi. “Apakah bangunan itu susah sesuai dengan studi kelayakannya?” tayanya. (Hadadi)***