BANDUNG.- Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengatakan, ketangguhan menghadapi perubahan dan kemampuan untuk beradaptasi menjadi modal penting sebuah organisasi. Kedua hal itu dimiliki Angkatan Muda Siliwangi (AMS) sebagai ormas yang mengakar di tengah masyarakat Jawa Barat.
“Salah satu langkah adaptif AMS adalah menyelenggarakan program pelatihan pertanian untuk kaum milenial,” ujar pria yang akrab disapa Emil ini, saat memberi sambutan pada HUT ke-54 AMS di sekretariat AMS Jln. Braga No. 25-B Kota Bandung, Selasa (10/11/2020).
Di depan Ketua Umum Pengurus Pusat AMS Noer Ispandji, Emil menyatakan dukungan dan apresiasinya atas program tersebut. “Saya mengapresiasi langkah ini. Sebab barang siapa yang mau berubah atau beradaptasi, maka umurnya akan panjang,” katanya lagi.
Pada kesempatan tersebut sesepuh AMS antara lain Tjetje Hidajat Padmadinata dan Darmawan Harjakusumah (Acil Bimbo). Perayaan HUT AMS kali ini berbeda dengan sebelumnya, dilaksanakan secara sederhana dengan penerapamn protokol kesehatan yang ketat. Acara hanya dihadiri sekitar 30 orang.
Menurut Emil, dalam kondisi pandemi Covid-19, semua sektor terpukul. Namun sektor pertanian tetap tumbuh dan bertahan. Program tersebut sangat sinkron dengan pola ekonomi Jabar yang akan mengedepankan program kembali ke desa dengan aktivitasnya melalui teknologi digital.
Selain itu, Emil juga mengakui AMS ikit berperan dalam menjaga kondusivitas Jawa Barat. Hal itu punya arti penting, sebab hanya dengan situasi sosial politik yang kondusif roda pembangunan bisa berjalam seperti direncanakan. “Tidak ada pembangunan tanpa ada kondusivitas,” tegasnya.
Harus bermanfaat
HUT AMS tahun ini mengambil tema “Ngariksa Nagara Mulasara Nusantara”. Menurut Noer Ispandji, usia lebih dari setengah abad ini, merupakan usia yang matang. Dalam setiap langkahnya ASM ingin selalu bermanfaat bagi masyarakat. “Kita harus selalu siap menghadapi berbagai kondisi. Termasuk saat ini di masa pandemi Covid-19,” katanya.
Sekarang ini AMS sudah mempunyai balai pertanian, peternakan, dan perikanan. Percontohannya sudah dimulai di Cianjur dan Sukabumi. Noer Ispandji berharap di masa depan di Cianjur ada desa asparagus, desa lemon, atau desa buah naga. Masing-masing memiliki komoditi yang khas.
“Pada saat menghadapi resesi ekonomi dewasa ini, kita harus membuat langkah untuk memperkuat ketahanan pangan. Sebab itulah, saya mengimnau anggota dan keluarga besar AMS khususnya pemuda milenialnya, harus cerdas membaca situasi dan tahu di mana saat ini berdiri,” ujarnya.
Menyinggung tentang peroses politik, Noer Ispandji mengungkapkan, pilkada harus kembali kepada UUD 1945 dan Pancasila yang murni dan harus konsekuen. Memilih calon legislatif juga harus seperti dahulu, ada seleksi yang luar biasa ketat. Demikian pula, tidak mudah untuk menjadi calon kepala daerah dan presiden. Kualitas kepemimpinan harus dapat dipertanggungjawabkan,” tegasnya. (Pri)***