Sabtu, 20 April 2024

Menyabit Rumput di Bandara Internasional

Rumput yang tidak terawat di BIJB Kertajati, Majalengka.

SEJUMLAH karung berisi rumput tampak tergeletak beberapa puluh meter arah utara dari gedung utama Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka.  Para pemiliknya tengah sibuk menyabit rumput untuk mengisi karung lain yang masih kosong. Peluh nampak membasahi wajah empat lelaki tersebut pada Kamis (29/10/2020) siang yang panas itu.

“Rumputnya lumayan sudah tinggi-tinggi, masih hijau segar. Bagus untuk hewan ternak,” kata Solihin (45) warga Kertajati, yang bersama tiga kawannya memelihara ternak domba. Rumput yang tumbuh tidak terurus di sekitar bandara, adalah keuntungan tersendiri bagi mereka.  Berkarung-karung  pakan ternak itu diangkut menggunakan sepeda motor.

Pada masa awal bandara beroperasi, rumput di sekitar bandara tampak terpelihara. Karena secara rutin ada petugas yang merawatnta. Sekarang sudah sedada orang dewasaTentu saja Solihin dan kawan-kawanya tidak paham mengapa rumput tumbuh liar di sekitar bandara bertaraf dunia itu. Tidak tahu pula mengapa bandara itu sepi dari raungan mesin jet burung besi. “Yang penting mah, rumputnya hijau sekarang mah. Sebentar saja menyabit, sudah mendapatkan banyak rumput,” tutur Aswan (40), peternak lainnya.

Sejak bandara ini diresmikan sekitar tiga tahun lalu, sementara aktivitasnya belum juga optimal, warga sekitar Kertajati sering memanfaatkannya untuk kegiatan bersama. Sebelum wabah corona melanda, misalnya, warga berbondong-bondong dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan, memasuki areal bandara lalu menggelar tikar dan makan bersama atau botram.

Pada masa liburan, yang datang lebih banyak lagi. Warga datang dari luar Majalengka, seperti dari Sumedang, Cirebon dan Indramayu. Mereka bersuka cita di arela bandara, yang segera saja berubah seperti tempat wisata. Demikian pula saat bulan puasa, menjad tempat favorit untuk ngabuburit, menunggu magrib.

Di areal parkir tampak hanya ada satu kendaraan odong-odong yang disewa sekolah taman kanak-kanak  dari Desa Ujungjaya, Kecamatan Ujungjaya, Sumedang. Tidak ada kendaraan lainnya. Pada saat bandara beroperasi biasanya kendaraan untuk antar jemput penumpang berjejer di tempat tersebut.  Suasanan benar-benar lengang.

Tol Cisumdawu dan corona

Seperti diakui Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi beberapa waktu lalu, masalah utama pengoperasian BIJB Kertajat adalah belum siapnya akses langsung yang menghubungkan Kota Bandung dan Kertajati.  Jalan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) hingga kini belum selesai.

Padahal dengan adanya Tol Cisumdawu sepanjang 61 kilometer, perjalanan Bandung-Kertajati yang semula bisa memakan waktu hingga 3 jam, bisa ditempih persingkat hanya sekitar 45 menit. Masyarakat pengguna pesawat tentu akan enggan terbang dari Kertajati jika untuk mencapainya harus memakan waktu lama.

Kondisi tersebut  kemudian diperburuk dengan merebaknya wabah corona pada awal tahun 2020. Pandemi Covid-19 berdampak dahsyat terhadap berbagai sendi kehidupan, termasuk dunia penerbangan. Maka semakin sepilah bandara internasioal yang berada di sebelah timur ibukota Jawa Barat itu.

Menurut data, dalam kondisi seperti ini Kertajati justru ramai melayani jasa parkir pesawat. Terdapat peningkatan sebesar 30% jika dibandingkan dengan periode sebelum adanya wabah.  Dari kapasitas parkir yang dimiliki Kertajati, utilitasnya mencapai 60% terpakai. (Ira Iskata)***

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: