Selasa, 3 Desember 2024

Jejak Digital Maaher: Hina Polisi dan Sebut Sistem RI Kafir

Soni Eranata alias Maaher At-Thuwailibi. Foto: Twitter

SONI Eranata alias Maaher At-Thuwailibi ditangkap Bareskrim Polri, Kamis (3/12/2020) sekitar pukul 04.00 di rumahnya di kawasan Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat, sekitar pukul 04.00 WIB. Polisi menetapkan pemilik akun Twitter @ustadzmaaher itu sebagai tersangka kasus ujaran kebencian, yang dilaporkan Waluyo Wasis Nugroho ke Mabes Polri pada 27 November 2020.

Koordinator tim kuasa hukum Soni Eranata, Djudju Purwantoro, membenarkan terjadinya penangkapan tersebut. Dia memperlihatkan salinan surat penangkapan terhadap Maaher At-Thuwailibi bernomor SP.Kap/184/XII/2020/Dittipidsiber. “Melakukan penangkapan terhadap Soni Ernata (pemilik/pengguna akun Twitter Ust.Maaher At-Thuwailibi Official) dan membawa ke kantor polisi untuk segera dilakukan pemeriksaan,” bunyi surat itu.

Penceramah ini dijerat UU ITE, dengan pasal tindak pidana menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu, berdasarkan atas suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).

“Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2) Jo Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono dalam keterangannya, Kamis (3/12/2020).

Sejumlah barang bukti disita polisi di antaranya 4 unit ponsel dan satu buah KTP milik Soni Eranata. Polisi selanjutnya melakukan pemeriksaan digital forensik terhadap barang bukti tersebut. Sedangkan tersangka kini masih menjalani pemeriksaan intensif.

Bukan hanya karena pengaduan Waluyo Wasis Nugroho, Maaher kini harus menghadapi perkara hukum.  Dia juga dilaporkan kalangan Nahdlatul Ulama (NU) karena dianggap menghina kiai NU Habib Luthfi bin Yahya. Cuitannya yang berbunyi  ”cantik pakai jilbab kaya kiai Banser” dengan memasang foto Habib Luthfi, dianggap sebagai penghinaan.  Pengacara pihak NU, Muannas Alaidid,  melaporkannya ke polisi.

Hina polisi

Soni juga kerap mengunggah ceramah atau ujarannya di akun Twitter dan  YouTube. Tidak jarang kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya keras dan kasar. Misalnya saja dalam sebua tayangan ceramahnya  di tahun 2017, Soni mengatakan polisi seabagai monyet-monyet berseragam coklat. Kemudian dia menyebut Indonesia sebagai negara thogut berlandaskan sistem kufur dan anti-islam.

Setelah itu, Soni juga menghina Ketum PBNU Kyai Said Aqil Siradj dan ahli tafsir Prof. Dr. Quraish Shihab sebagai ahli bid’ah. Dalam video berdurasi 28 detik itu, ia menantang untuk direkam, kemudian mengatakan “KH Said Aqil Siradj ketua PBNU itu ahli bid’ah kelas kakap..”

Ketika terjadi kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua Jakarta pada 2018, Soni mengunggah ujarannya di YouTube. Dia terus terang mengatyakan, gugurnya 5 anggota polisi sebagai kabar yang menggembirakan. Meskipun menggunakan metafora dengan menyebut “monyet-monyet berseragam bencong”, publik suah pahan siapa yang dimaksud Soni.

“Cukup untuk publik menerka kemana arah tulisan sang ustad. Seorang yang bergelar ustad membuat statement yang untuk kami cukup menyakitkan,” kata Kombes Pol M Sabilul Alif, yang mengunggah kembali tulisan lamanya, di akun Instagram, Minggu (15/11/2020). Sablilul kini bertugas sebagai ajudan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Pada awal 2019, dia juga mengunggah video yang memperlihatkan dia sedang mengendarai mobil. Dalam kesempatan itu, Soni menyebut sejumlah orang sebagai penista agama dan halal darahnya, yang berarti boleh dibunuh.

Karena dianggap menyebarkan ujaran-ujaran yang tidak layak dalam ceramahnya, maka ketika Trans7 berencana akan menghadirkan Soni pada acara di bulan Ramadan, sontak netizen bereaksi dan meminta rencana itu dibatalkan. Netizen meminta agar pengisi acara adalah ulama-ulama yang menyejukkan dan membuat suasana nyaman.

Trans7 pun merespon aspirasi itu. Lewat medsos, stasiun televisi itu antara lain menegaskan, tidak akan menayangkan program dengan pengisi acara yang tindakannya dapat meresahkan masyarakat. Trans7 tidak mentolelir segala bentuk tindakan yang memecah bangsa, kebencan, rasisme, lelerasan dan terorisme serta berita bohong.

Tidak lama setelah kedatangan Muhammad Rizieq Shihab dari Arab Saudi, Soni juga juga berseteru dengan artis Nikita Mirzani. Gara-garanya, lewat video Nikita menyebut habib sebagai tukang obat. Soni pun menyerang Nikita dengan menyebutnya sebagai l***e.

“Kepadamu hei b**I betina l***e oplosan penjual selangkangan, saya himbau dalam kurung waktu 1 kali 24 jam, kau tidak melakukan permintaan maaf kepada publik secara terbuka, saya dan 800 orang laskar pembela ulama akan mengepung rumahmu,” kecamnya. Dua pihak pun saling serangg di medsos. (Suhardi Irawan)***

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: