Selasa, 30 April 2024

Stadion Maguwohardjo Paling Padat

Ilustrasi, Stadion Maguwoharjo. (Foto: Kabar.news)

JAKARTA, (AKN).- Stadion Maguwohardjo merupakan stadion paling padat pada kompetisi Liga 1 musim ini. Hal itu terlihat dari daftar kandang yang dirilis LIB. Terdapat empat klub yang menjadikan Maguwohardjo sebagai markasnya, yaitu PSS Sleman, Persiraja Banda Aceh, Borneo FC, dan Barito Putra.

Kemudian terdapat tiga tim yang menggunakan Stadion Sultan Agung Bantul, meliputi Persija Jakarta, Bali United, dan PSM Makassar. Sedangkan tim-tim lainnya ada yang menggunakan markasnya sendiri seperti Persik Kediri di Stadion Brawijaya, PSIS Semarang di Stadion Citarum, Persib Bandung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Persela Lamongan di Stadion Surajaya, dan TIRA-Persikabo di Stadion Pakansari Bogor.

Ada pula klub yang harus berbagi kandang, seperti Madura United dan Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Arema FC dan Persipura Jayapura di Stadion Kanjuruhan atau Gajayana Malang, serta Persita Tangerang dan Bhayangkara FC di Stadion Sport Center Kelapa Dua Tangerang.

Bus juga dipersiapkan untuki setiap tim yang akan melakoni laga tandang. Dibandingkan moda transportasi lainnya, penggunaan bus dinilai mampu meminimalisir penyebaran covid-19. Terutama dalam perjalanan menuju dan pulang dari tempat pertandingan.

Selain itu, LIB juga melakukan perombakan jadwal Liga 1 untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan kepolisian. Merubah jadwal pertandingan keempat yang ditukar dengan pertandingan pekan kedelapan.

Penyusunan jadwal

Penyusunan jadwal Liga di Indonesia, kata Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita, Selasa (29/9/2020), berbeda dengan liga-liga lainnya. Jadwal liga di Indonesia harus disesuaikan dengan perayaan-perayaan hari-hari besar, karena terkait dengan keamanan. Selain terkait acara keagamaan, juga ada yang terkait dengan pilkada atau pemilu.

Ketidakpastian jadwal menjadi tantangan tersendiri. Karen tidak bisa 100 persen jadwal pertandingan akan sesuai. Karena pelaksanaanya sangat tergantung dengan izin keramaian dari kepolisian.

“Setelah penundaan ini, kami akan berkoordinasi dengan semua pihak, termasuk, klub, PSSI, dan sponsor. Sejauh ini pihak LIB telah mencairkan subsidi klub sebesar Rp 800 juta untuk Liga 1 dan Rp 150 juta untuk Liga 2. Tidak termasuk subsidi untuk hotel dan transportasi, dua bus untuk masing-masing tim sesuai protokol kesehatan,” katanya.

Penundaan tersebut membuat LIB harus melakukan pembicaraan lagi dengan pihak klub. Terutama klub-klub luar Jawa yang telah memindahkan markasnya di Yogyakarta dan Malang. LIB akan membuat formulasinya. Prinsipnya, semua harus berdasarkan kesepakatan bersama. (Tamara/AKN)***

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: