Sabtu, 20 April 2024

Setahun 6 Juta Serangan ke Pusat Data Jabar

Foto: Diskominfo Jabar

BANDUNG.- Selama tahun 2020, telah terjadi 6 juta serangan siber terhadap pusat data milik Pemprov Jawa Barat. Serangan tertinggi terjadi pada Bulan September yang mencapai hampir 1,4 juta aksi cyber atack. Jumlah serangan tersebut meningkat sekitar 50 persen dibandingkan tahun lalu.

“Sejak Januari hingga pertengahan Desember 2020, sekitar 6  juta serangan siber terhadap data centre Jabar. Kalau kita melihat data statistik, memang ada kecenderungan naik sekitar 50 persen dari tahun kemarin,” kata Kepala Dinas Kominfo Jabar Setiaji, pada Sandikamimania SERIES#6 Bertema Building The Power of Information Security in Regional Government, Jumat (18/12/2020).

Pada webinar itu, selain Setiaji berbicara pula Faisal Yahya  (praktisi cybersecurity , IT strategy, and enterprise architecture, Zendy Agung Permana (sandiman pertama) dan Digit Oktavianto (IT security specialist).

Menurut Setiaji, meningkatnya  pengguna internet di Indonesia berdampak pada meningkatnya ancaman keamanan informasi seperti ancaman serangan cyber security. Bukan hanya dialami oleh perusahaan privat tetapi juga pada data centre milik pemerintah.

“Tidak terkecuali serangan terhdap pusat data milik Pemprov Jawa Barat. Ini tentu menjadi tantangan kami seiring dengan semakin banyaknya aplikasi yang dibangun. Ada sekitar 400 lebih yang harus diamankan. Alhamdulillah semua serangan bisa diatasi,” tuturnya.

Kondisi ini menurutnya harus menjadi perhatian dari pemerintah termasuk dengan meningkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak. Kemudian perlu diskusi lebih banyak terkait upaya pengamanan data centre.

“Dengan diskusi ini akan meningkatkan kolaborasi kami dengan semua pihak termasuk juga dengan white hacker, agar semakin mampu menangani ancaman kedepan yang semakin meningkat,” jelasnya.

Asal ancaman

Sementara itu Sekda Jabar Setiawan Wangsaatmadja menambahkan, secara nasional serangan hacker tercatat mencapai 88 juta serangan. Jumlah itu mengalami penurunan. Namun justru di Jabar serangan siber mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.

“Kita harus mengetahui persis ancaman datang dari mana saja, bagaimana kita bisa mengamankan informasi dari serangan itu. Dengan demikian  tema seminar ini sangat cocok, yakni membangun kemampuan kita dalam mengamankan data dan jaringan,” tegasnya.

Menurutn Setiawa, hal ini sesuai dengan lima langkah percepatan trasformasi digital yang ditegaskan presiden.  Meliputi perluasan akses dan infrastuktur digital serta layanan inetrnet, mempersiapkan roadmap transformasi digital, mempercepat integrasi pusat data nasional, menyiapkan SDM dan regulasi serta skema pembiayaannya.

Ia menambahkan pada 2025 dunia akan dibanjiri datasphere namun sebagian besar data masih belum terstruktur, hanya 20 persen saja yang sudah baik dan dikelola dengan matang. Data yang andal dan aman, menurut Sekda harus menjadi tujuan dari Pemrov jabar. (Sup)***

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: