Kamis, 25 April 2024

Hasil Audit, Tak Ada Najis pada Vaksin Sinovac

Ilustrasi: bppt.go.id

BANDUNG.- Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) MUI dan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika  (LPPOM) MUI, sudah meninjau langsung ke pabrik vaksin Sinovac di China untuk melakukan audit.  Sejauh ini tidak ditemukan bahan-bahan yang mengandung najis dalam vaksin untuk atasi Covid-19 tersebut.

“Namun demikian masih ada beberapa zat yang harus dikonfirmasi. Status kehalalan vaksinnya masih dalam proses tahapan sertifikasi,” kata Head of Corporate Communications Bio Farma, Iwan Setiawan, saat melakukan konferensi pers secara virtual, Selasa (8/12/2020).

Iwan  berharap,  proses sertifikasi halal sudah selesai dilakukan sebelum vaksin Sinovac resmi didistribusikan. Selain itu, meskipun vaksin sudah tiba di Indonesia , namun belum bisa didistribusikan kepada masyarakat. Harus ada izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).

“Menurut rencana, izin penggunaan turun pada akhir Januari, menunggu hasil uji klinis fase ketiga selesai. Segera setelah izin keluar, Bio Farma akan langsung mengirimkannya. Mungkin pada Februari vaksin sudah bisa digunakan,” ujar Iwan.

Tenaga kesehatan

Menurut Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, total tiga juta dosis vaksin ini, diperuntukan bagi tenaga kesehatan sebagai garda terdepan, sesuai rekomendasi dan kajian Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). Vaksinasi untuk tahapan pertama akan diberikan kepada tenaga kesehatan tinggi di tujuh provinsi di Pulau Jawa dan Bali.

Pemberian vaksin untuk tenaga kesehatan tersebut diberikan setelah izin penggunaan dalam keadaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

Seperti diberitakan, Bio Farma akan menyiapkan 3 juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac dalam bentuk  sudah jadi , yang akan terbagi dalam dua kali pengiriman. Tahap pertama sudah tiba sebanyak 1,2 juta dosis dalam bentuk kemasan dosis tunggal, Senin (7/12/2020) lalu. Sementara 1,8 juta dosis vaksin jadi lainnya dikirim akhir Desember.

Presiden Joko Widodo menyebut kedatangan vaksin tersebut sebagai kabar baik. “Saya ingin menyampaikan satu kabar baik, satu kabar baik, bahwa hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid-19. Selain itu, diupayakan juga 1,8 juta dosis vaksin tib awal Januari 2021,” kata Presiden Joko Widodo seperti disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Menurut Presiden, vaksin yang baru datang itu sudah uji secara klinis di Bandung sejak Agustus 2020 yang lalu. Di samping vaksin sudah jadi, akan tiba pula dalam bentuk bahan baku curah yang akan diproses lebih lanjut oleh Bio Farma. “Pada Desember 15 juta dosis vaksin dan Januari sebanyak 30 juta dosis vaksin,” tuturnya. (Pri)***

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: